Kafe Senja Muhimmah Taslikhatul
Kafe Senja
Oleh: Muhimmah Taslikhatul
Dulu kita berkelana
Lama bersama
menuai rasa cinta
Namun, tak berani diungkapkan.
waktu yang memisahkan
berbeda sekolah
Rindu membara,
namun hanya dalam dada.
Senja di kafe,
Tatkala takdir menyatu
mata kita bertemu,
kini kian membisu.
Bersepoyoi bersama angin kelu
Kata-kata tertahan,
akhirnya terucap,
Cinta yang lama,
kini tak kan pernah lenyap.
“Aku rindu kamu,” ucapmu lirih,
“Aku juga,” jawabku, hati bergemuruh.
Tanganmu menggenggam,
Seakan tak kan menghilang
Penuh sensasi,
penuh relaksasi
“Maukah kau jadi milikku?” tanyamu singkat.
Air mata bahagia, tak bisa kutahan,
“Ya,” jawabku,
cinta pun berlabuh.
Berkelana kembali
Berlayar tanpa henti
Kafe senja saksi bisu,
Dua hati bersatu,
Sekian lama mengadu
Dengan maslahat doa ku
dalam cinta yang syahdu.
Kini kita bersama,
Saling menggengam
takkan terpisah,
Cinta yang dulu terabaikan
kini bersemi indah.
Mimpi ilusi jadi nyata
Bahagia selamanya,
dalam cinta yang kita punya.
Comments
Post a Comment