Puisi Rahadyan Ahmad
Masih lah menjadi tabu pernyataan itu.
Mengharap jawaban darimu.
Padahalnya aku hanya terpikat sendu jitu
Dan terlalu mengharapkan mata dalam dekapan itu.
Hanyalah sesak dan sesal saat itu.
Terlalu cepatnya aku mengharap rasa itu.
Biarkan aku membangun kesadaran ku dalam lelap.
Dan bertarung di jiwa ku yang mungkin tak kan pernah siap.
Kini hanya aku kamu dan angin itu.
Bunga mawar yang sudah terlihat tak segar.
Layu sendu dalam ikatan harap itu.
Dan diriku yang masih berjalan di antara huntaian sadar.
Comments
Post a Comment