HARGA SEBUAH NILAI_kelompok pasya

HARGA SEBUAH NILAI

oleh:

M. Pasya syah aly

Naufal muhammad hisyam

Meisila Selsa yolanda putri

Muhimmah tashlikatul ummah

Lailiyatuz zulfa Azzamzamy


Bunyi bel sekolah terdengar, menandakan waktu istirahat telah selesai.


Bel sekolah: "Saatnya jam kelima dimulai."


Hisyam: "Pas! Nanti kalau Bu Selza masuk, izinkan ya. Malas aku."


Pasya: "Gampang."


Hisyam: "Za, ini buat aku ya!" (merebut roti dari tangan seorang siswi bernama Aza)


Aza: "Hisyam!"


Tak lama kemudian, Bu Selza masuk dan pelajaran dimulai.


Bu Selza: "Bagaimana kabarnya, anak-anak?"


Semua siswa: "Baik, Bu."


Bu Selza: "Kok saya tidak melihat Hisyam? Ke mana dia?"


Aza: "Anu, Bu... Hisyam—"


Pasya (memotong): "Ikut pembinaan MFQ, Bu."


Bu Selza: "Oh, ya sudah." (melihat Aza yang tampak kecewa) "Kenapa, Za? Sepertinya mau bicara?"


Aza: "Nggak jadi, Bu." (memperbaiki duduknya)


Bu Selza: "Kemarin sampai mana?"


Pelajaran pun terus berjalan hingga bel berbunyi menandakan jam pelajaran selesai.


Bu Selza: "Terima kasih, anak-anak."


(Tok tok — suara ketukan pintu memotong perkataan Bu Selza.)


Hisyam: "Assalamu’alaikum."


Seisi kelas: "Wa’alaikum salam."


Bu Selza: "Sudah selesai bimbingannya, Hisyam?"


Hisyam: "Sudah, Bu."


Bu Selza: "Ya sudah, silakan duduk. Sekian dari saya, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh."


Seisi kelas: "Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."


Hisyam: "Tos dulu, Pas."


(Keduanya saling tos.)


Hisyam: "Eh, kamu sudah belajar fisika buat ASTS nanti?"


Pasya: "Sudah dong."


Hisyam: "Beri contekan ya!"


Pasya: "Aman."


Tak lama kemudian, Bu Uma masuk ke kelas.


Bu Uma: "Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh."


Seisi kelas: "Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."


Bu Uma: "Seperti yang Bu Uma kabarkan di pertemuan sebelumnya, hari ini kita akan melaksanakan ujian. Tidak ada barang di meja kecuali alat tulis."


Semua murid: "Baik, Bu."


Soal dibagikan. Semua siswa mulai mengerjakan. Sesuai permintaan, Pasya memberi contekan pada Hisyam dengan isyarat tangan.


Bel kembali berdering, menandakan jam pelajaran selesai dan waktu istirahat kedua dimulai. Lembar jawaban dikumpulkan.


Bu Uma: "Siapa ketua kelasnya?"


Aza: "Saya, Bu."


Bu Uma: "Ayo ikut saya ke kantor. Sekian dari saya, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh."


Bu Uma keluar, dibuntuti oleh Aza. Tak lama kemudian, Aza kembali membawa kertas ujian yang sudah dikoreksi.


Aza: "Pas, ini punyamu."


Pasya: "Makasih."


Aza: "Hisyam! Ini punyamu!" (memanggil Hisyam yang hendak keluar kelas)


Hisyam: "Taruh aja di meja. 100 kan nilainya?"


Aza: "100 dari mana? Yang ada nilaimu 0. Sekarang kamu dipanggil ke kantor untuk remidi."


Hisyam: "Apa!? Kok bisa? Punya kamu berapa, Pas?"


Pasya (enteng): "100."


Hisyam: "Pasti kamu ngasih contekan yang salah ya!" (berlari ke arah Pasya)

(BUK! Hisyam hendak memukul Pasya, tapi ditangkis.)

Hisyam: "Gitu doang, pelit banget!" (kembali memukul)


Pasya: "Apa sih!"

(BUK! Balas memukul.)

Pasya: "Aku udah kasih contekan yang benar. Kamu aja yang terlalu goblok!"

(BUK!)


Terjadilah perkelahian antara Hisyam dan Pasya di dalam kelas, hingga Bu Selza datang.


S: Hei! Hei! Hentikan! Hisyam! Pasya! (teriak Bu Selza sambil berjalan cepat ke arah mereka)


Keduanya langsung berhenti. Nafas mereka tersengal, wajah merah dan berkeringat.


S: Kalian ini kenapa? Berkelahi di dalam kelas?


Keduanya diam menunduk Aza pun menceritakan semunya kepada Bu Selasa


S: O gara gara contekan sekarang kalian ikut saya ke kantor sekarang juga!


Seluruh kelas hening. Beberapa murid menatap mereka dengan kaget, yang lain hanya menunduk, pura-pura tak tahu. Aza menggigit bibir bawahnya, gelisah.


[Lanjut ke Ruang Guru]


Bu Uma sudah menunggu dengan wajah serius.


Bu Uma: "bu Selasa Apa ini benar, ? Mereka berkelahi di kelas?"


Bu Selsa: "Iya, Bu. Bahkan saling pukul. Penyebabnya soal contekan saat ujian ."


Bu Uma (menatap tajam Hisyam dan Pasya): "Kalian tahu ini pelanggaran serius? Mencontek sudah salah, berkelahi di sekolah? Itu dua kali salah."


Pasya: "Maaf, Bu... saya emosi."


Hisyam: "Saya juga, Bu. Tapi saya merasa dijebak..."


Bu Uma: "Kalian tidak dijebak siapa pun, kecuali diri kalian sendiri. Kita akan panggil orang tua kalian. Dan kalian akan dikenakan sanksi pembinaan."


Keduanya menunduk.


Di luar ruang guru


Aza berdiri menunggu dengan wajah cemas. Ketika Hisyam dan Pasya keluar, dia mendekat.


A: Kalian kenapa sih jadi kayak gini?


H: Aku cuma pengen nilainya bagus... buat buktiin ke ayahku kalau aku nggak bodoh.


P: Aku juga... Cuma pengen bantu, tapi malah begini jadinya...


Aza tak menjawab. Ia hanya menghela napas, lalu berkata pelan, "Kadang kita terlalu fokus sama hasil, tanpa memuliakan cara yang kita gunakan."

Comments